Sulawesi Selatan ingin mengulang sejarah tahun 1957. Saat itu, Makassar ditunjuk menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON). Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berharap kesempatan itu datang lagi pada tahun 2020.
Sejauh ini, ada dua provinsi yang mencalonkan diri menjadi tuan rumah PON XX tersebut. Selain Sulsel, Daerah Istimewa Aceh juga punya keinginan yang sama. Kehadiran Syahrul di Riau bermisi ganda. Selain menghadiri upacara pembukaan, dia juga meninjau sejumlah venue.
Peninjauan terhadap sejumlah venue itu adalah bagian dari keseriusan Sulsel untuk menjadi tuan rumah PON. Persiapan Riau akan dijadikan bahan rujukan untuk menyiapkan pesta olahraga empat tahunan itu di Makassar.
"Kita siap jadi tuan rumah PON. Makanya, Pak Syahrul melihat seperti apa kesiapan venue di Riau," kata Sekretaris Umum KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir, Selasa, 11 September.
Syahrul, kata Nukhrawi, sudah mengutarakan keinginan itu kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat. Untuk memuluskan keinginan tersebut, mulai tahun depan, Pemerintah Provinsi Sulsel akan membangun beberapa venue berstandar nasional dan internasional yang akan digunakan pada PON XX tersebut.
Pada upacara pembukaan PON malam tadi, Syahrul memimpin langsung defile kontingen Sulsel di Stadion Utama Riau. "Saya mau memberikan dukungan langsung kepada para atlet. Sebagai komandan,saya harus turun merasakan sendiri seperti apa arena pertempuran itu," ujarnya.
Pada PON kali ini, Sulsel membawa 225 atlet dan mengikuti 37 cabang olahraga. Karateka peraih medali emas kelas kumite -84 kilogram, Hendro Salim tampil di barisan paling depan. Dia mengenakan pakaian adat Bugis-Makassar.
Tetapi, Syahrul merasa kecewa karena suporter dari warga Bugis-Makassar tidak kelihatan sama sekali. Padahal, sudah disiapkan 500 lembar baju kaus untuk dibagikan. Ternyata, tidak ada yang datang mendukung. Syahrul sempat mencari tahu siapa saja pejabat di Pekanbaru yang merupakan warga Sulsel.
"Saya kecewa. Tetapi, kita harus tetap semangat meraih hasil yang lebih baik dibanding PON sebelumnya. Saya melihat, kondisi semua atlet sangat prima dan tekadnya kuat meraih juara," paparnya.
Jika sebelumnya, mantan bupati Gowa itu mengaku enggan menjanjikan bonus kepada peraih medali, kemarin Syahrul mengatakan atlet yang berprestasi tetap akan mendapat bonus. "Nilainya tidak usah dipublikasi yang jelas kita akan berikan penghargaan," ujar Syahrul yang sempat membawakan kuliah umum di Universitas Lancang Kuning, Riau, Selasa siang.
Koordinator kontingen Sulsel, Ellong Tjandra mengaku sudah bertemu dengan pengurus KKSS Riau. Tetapi, mereka mengaku tidak bisa mengerahkan suporter karena banyak yang terlibat dalam kepanitiaan di PON.
"Jadi, baju kaos dibagi kepada atlet saja menjadi suporter karena pihak KKSS tak bisa memberikan bantuan. Sementara kontingen lain cukup banyak suporternya," keluhnya.
Pelaksana tugas Ketua Umum KONI Sulsel, Andi Darussalam Tabusalla (ADS) mengatakan, soal dukungan pihaknya tetap berharap banyak saat hari libur. "Nanti libur kerja akan dikerahkan suporter warga Bugis-Makassar," katanya.
Ketua KKSS Riau, Yusuf Daeng mengaku sudah mengimbau warga Bugis-Makassar yang jumlahnya 500 orang. Tetapi, kebanyakan sibuk bertugas di PON dan bekerja.
0 komentar:
Posting Komentar
Please comment seperlunya, dan mohon untuk tidak disalahgunakan. Trima kasih!