Kontroversi Pemilihan Ketum PBSI menuai protes - Kekecewaan terpancar dari raut wajah legenda hidup
bulutangkis Indonesia, Icuk Sugiarto usai dikalahkan Gita Wirjawan dalam pemilihan Ketua Umum PBSI periode 2012-2016. Bukan kecewa karena kalah, namun karena proses pemilihan yang dianggapnya aneh.Gita secara aklamasi terpilih sebagai ketua umum PBSI menggantikan Djoko Santoso. Dari 34 suara yang terdiri 33 suara dari pengurus provinsi (Pengprov PBSI) dan 1 suara dari PB PBSI, Gita mengemas 31 suara, Icuk 2 suara dan 1 suara abstain. Icuk hanya didukung dari Pengprov DKI Jakarta dan NTB. Sedangkan 1 suara abstain dari Pengprov PBSI Riau.
Menyikapi hasil ini, Icuk mengaku rapat pemilihan ketua umum dalam Munas dianggap menyalahi aturan. Mantan pebulutangkis ini mengatakan, selama 40 tahun berkiprah di PBSI, baru kali ini rapat pemilihan umum dilakukan secara tertutup.
Hanya orang yang memiliki hak suara saja yang boleh berada di dalam ruangan. "Sebelumnya tidak pernah seperti ini selama 40 tahun sejak saya di PBSI. Dari proses awalnya sudah salah," kata Icuk.
Dia juga mempertanyakan, pra pemilihan ketua umum seharusnya ada pemaparan visi dan misi dari kandidat ketua umum. Namun, aturan tersebut tersebut ditiadakan. Bahkan berdasarkan agenda pemilihan, seharusnya dilakukan pukul 16.00, namun dimajukan menjadi pukul 14.00.
"Saya mempertanyakan mengapa acara dimajukan, terus kenapa tidak ada pemaparan visi dan misi," ujarnya bernada tanya.
Namun demikian, Icuk mengaku bisa legawa menerima kekalahan ini. Dia memastikan jajaran pengurus PB PBSI pimpinan Gita Wirjawan tetap solid. "Tidak ada yang namanya PB PBSI tandingan. Itu malah membuat keruh suasana. Yang kita butuhkan adalah bagaimana bulutangkis Indonesia kembali berjaya lagi," tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar
Please comment seperlunya, dan mohon untuk tidak disalahgunakan. Trima kasih!