Cara paling mudah meredam aksi tawuran remaja ala Jokowi - Seperti yang diketahui, kekerasan antar pelajar kembali terjadi di Jakarta. Bahkan satu pelajar dinyatakan tewas akibat terkena tusukan senjata tajam dari musuhnya. Lalu apa kata calon Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo?
Joko Widodo alias Jokowi ternyata punya cara tersendiri untuk meredam tawuran antar pelajar di Jakarta. Menurutnya, cara pendekatan kepada kedua sekolah yang bertikai adalah salah satu cara yang ampuh untuk meredam tawuran.
“Harus ada intervensi, harus ada pendekatan kelompok pelajar maupun pendekatan individu oleh pemimpinnya,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/9/2012) kemarin.
Salah satu langkah kongkrit, lanjut Jokowi, adalah dengan mendatangi sekolah-sekolah yang bersengketa itu. Dengan didatangi, maka akar permasalahan bisa ditemukan dan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Itu artinya tawuran tidak akan terjadi lagi.
“Harus ada penyadaran total atau penyadaran kolektif,” kata calon Gubernur DKI Jakarta yang menang dalam hitung cepat itu.
Sebelumnya, tawuran antar pelajar SMA 6 Jakarta dengan SMA 70 Jakarta kembali terjadi pada Senin (24/9/2012) lalu. Dari penuturan saksi, pelajar SMA 6 tiba-tiba diserang oleh puluhan pelajar dari SMA 70 yang membawa senjata tajam seperti celurit.
Akibat tawuran atau aksi penyerangan ini, satu siswa SMA 6, Alawi Yusianto Putra tewas dengan luka tusuk di dada. Sedangkan dua rekannya, Dimas dan Faruq mengalami luka-luka akibat penyerangan ini. Sementara ini, polisi sudah mengantungi 10 nama siswa SMA 70 yang diduga terlibat.
Terkait dengan peristiwa itu, Jokowi menegaskan aksi tawuran antar pelajar tidak boleh dibiarkan. Karena menurutnya hal itu bisa berakibat buruk pada generasi berikut dari kedua sekolah yang bertikai itu. “Tidak bisa hal yang sudah di depan mata seperti itu dibiarkan. Harus diselesaikan,” ujarnya
Joko Widodo alias Jokowi ternyata punya cara tersendiri untuk meredam tawuran antar pelajar di Jakarta. Menurutnya, cara pendekatan kepada kedua sekolah yang bertikai adalah salah satu cara yang ampuh untuk meredam tawuran.
“Harus ada intervensi, harus ada pendekatan kelompok pelajar maupun pendekatan individu oleh pemimpinnya,” kata Jokowi saat ditemui wartawan di Solo, Jawa Tengah, Selasa (25/9/2012) kemarin.
Salah satu langkah kongkrit, lanjut Jokowi, adalah dengan mendatangi sekolah-sekolah yang bersengketa itu. Dengan didatangi, maka akar permasalahan bisa ditemukan dan bisa diselesaikan secara bersama-sama. Itu artinya tawuran tidak akan terjadi lagi.
“Harus ada penyadaran total atau penyadaran kolektif,” kata calon Gubernur DKI Jakarta yang menang dalam hitung cepat itu.
Sebelumnya, tawuran antar pelajar SMA 6 Jakarta dengan SMA 70 Jakarta kembali terjadi pada Senin (24/9/2012) lalu. Dari penuturan saksi, pelajar SMA 6 tiba-tiba diserang oleh puluhan pelajar dari SMA 70 yang membawa senjata tajam seperti celurit.
Akibat tawuran atau aksi penyerangan ini, satu siswa SMA 6, Alawi Yusianto Putra tewas dengan luka tusuk di dada. Sedangkan dua rekannya, Dimas dan Faruq mengalami luka-luka akibat penyerangan ini. Sementara ini, polisi sudah mengantungi 10 nama siswa SMA 70 yang diduga terlibat.
Terkait dengan peristiwa itu, Jokowi menegaskan aksi tawuran antar pelajar tidak boleh dibiarkan. Karena menurutnya hal itu bisa berakibat buruk pada generasi berikut dari kedua sekolah yang bertikai itu. “Tidak bisa hal yang sudah di depan mata seperti itu dibiarkan. Harus diselesaikan,” ujarnya
0 komentar:
Posting Komentar
Please comment seperlunya, dan mohon untuk tidak disalahgunakan. Trima kasih!