Jokowi Geram Sebelum PILKADA . Wali Kota Solo Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras adanya penembakan anggota polisi yang menewaskan Bripka Dwi Data Subekti, pada Kamis malam (30/8) kemarin. Jokowi meminta supaya aparat kepolisian untuk mengusut peristiwa itu hingga tuntas. Jika terbukti penembakan itu ada kaitannya dengan Pilkada DKI, Jokowi menilai tindakan itu sudah keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan.
"Kalau itu memang betul-betul ada kaitannya dengan Pilkada DKI, berarti sebuah tindakan yang keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan. Tapi mudah-mudahan tidak ada kaitannya. Cara itu sungguh terlalu, benar-benar tak berperikemanusiaan," papar Jokowi kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (31/8).
Jokowi juga mengaku heran karena peristiwa penembakan polisi terjadi berulang dalam waktu yang berdekatan. Padahal selama tujuh tahun memimpin Kota Solo tidak terjadi peristiwa yang mengganggu kondisi keamanan.
"Saya heran, selama tujuh tahun tenang (periode kepemimpinan Jokowi-Rudy, red) dan tidak pernah ada masalah. Tapi begitu saya di DKI (maju Pilkada, red) bertubi-tubi dalam waktu tiga bulan ini," ujarnya.
Peristiwa bertubi-tubi di Kota Solo yang dimaksudkannya diawali bentrok Ormas dengan warga Gandekan, Jebres, awal Mei lalu. Kemudian, penembakan Pos Pam 05 Gemblekan 17 Agustus 2012 dan pelemparan benda peledak di Pos Pam Gladak 18 Agustus 2012. Mengenai serentetan teror, Jokowi meminta polisi mengungkap kasus itu sampai tuntas.
Dirinya tak mau mengumbar prasangka dan menduga adanya benang merah insiden-insiden yang telah terjadi dengan pertarungannya di Pilkada DKI Jakarta, termasuk pihak-pihak yang mengambil keuntungan di balik teror di Kota Solo. Di sisi lain, kendati Solo tengah diguncang aksi teror, tapi Jokowi tidak meminta pengamanan intensif secara istimewa untuk Kota Solo. Dirinya percaya, aparat kepolisian saat ini tengah bertindak untuk mengungkap peristiwa tersebut. Terbukti, kondisi di Kota Solo tetap kondusif dan aman seperti biasa
"Saya yakin aparat kepolisian bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Yang paling penting beri waktu agar aparat menyelesaikan hal ini. Terbukti kondisi Solo tidak apa-apa, bahkan semua (aktivitas di Plasa Singosaren, red) sudah berjalan seperti biasa. Pasar Singosaren juga bukan seperti biasa," paparnya.
Lebih lanjut, Jokowi menjadwalkan akan bertemu dengan Kapolda, Kapolres dan muspida di bidang keamanan terkait kondisi keamanan di Solo. Selain itu, Jokowi akan meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengintensifkan penjagaan. Fungsi penjagaan Perlindungan Masyarakat (Linmas) di setiap kalurahan juga akan ditingkatkan. Jokowi juga menghimbau kepada masyarakat untuk tenang, bekerja seperti biasa dan selalu waspada.
"Kalau ada hal yang berkaitan dengan ini (peristiwa teror "red), informasikan segera ke siapa pun. Bisa ke saya maupun ke pihak aparat. Hal ini penting agar masalahnya segera selesai," tegasnya.
Sementara itu, retetan peristiwa yang terjadi di Kota Solo, baik terkait atau tidak dengan keberadaan Jokowi saat bertarung dalam Pilkada DKI, Jokowi menilai tidak akan mempengaruhi popularitas dan elektabilitas Jokowi.
"Biasa lah, saat mendekati waktu seperti ini (putaran dua Pilkada DKI, red) muncul berbagai masalah. Ada yang melaporkan ke KPK, ada peristiwa ini hingga ada yang demo. Sudah tiga kali saya ikut Pilkada pasti ada kejadian seperti itu," ungkap Jokowi
"Kalau itu memang betul-betul ada kaitannya dengan Pilkada DKI, berarti sebuah tindakan yang keterlaluan dan tidak berperikemanusiaan. Tapi mudah-mudahan tidak ada kaitannya. Cara itu sungguh terlalu, benar-benar tak berperikemanusiaan," papar Jokowi kepada wartawan di Balai Kota, Jumat (31/8).
Jokowi juga mengaku heran karena peristiwa penembakan polisi terjadi berulang dalam waktu yang berdekatan. Padahal selama tujuh tahun memimpin Kota Solo tidak terjadi peristiwa yang mengganggu kondisi keamanan.
"Saya heran, selama tujuh tahun tenang (periode kepemimpinan Jokowi-Rudy, red) dan tidak pernah ada masalah. Tapi begitu saya di DKI (maju Pilkada, red) bertubi-tubi dalam waktu tiga bulan ini," ujarnya.
Peristiwa bertubi-tubi di Kota Solo yang dimaksudkannya diawali bentrok Ormas dengan warga Gandekan, Jebres, awal Mei lalu. Kemudian, penembakan Pos Pam 05 Gemblekan 17 Agustus 2012 dan pelemparan benda peledak di Pos Pam Gladak 18 Agustus 2012. Mengenai serentetan teror, Jokowi meminta polisi mengungkap kasus itu sampai tuntas.
Dirinya tak mau mengumbar prasangka dan menduga adanya benang merah insiden-insiden yang telah terjadi dengan pertarungannya di Pilkada DKI Jakarta, termasuk pihak-pihak yang mengambil keuntungan di balik teror di Kota Solo. Di sisi lain, kendati Solo tengah diguncang aksi teror, tapi Jokowi tidak meminta pengamanan intensif secara istimewa untuk Kota Solo. Dirinya percaya, aparat kepolisian saat ini tengah bertindak untuk mengungkap peristiwa tersebut. Terbukti, kondisi di Kota Solo tetap kondusif dan aman seperti biasa
"Saya yakin aparat kepolisian bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Yang paling penting beri waktu agar aparat menyelesaikan hal ini. Terbukti kondisi Solo tidak apa-apa, bahkan semua (aktivitas di Plasa Singosaren, red) sudah berjalan seperti biasa. Pasar Singosaren juga bukan seperti biasa," paparnya.
Lebih lanjut, Jokowi menjadwalkan akan bertemu dengan Kapolda, Kapolres dan muspida di bidang keamanan terkait kondisi keamanan di Solo. Selain itu, Jokowi akan meminta Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk mengintensifkan penjagaan. Fungsi penjagaan Perlindungan Masyarakat (Linmas) di setiap kalurahan juga akan ditingkatkan. Jokowi juga menghimbau kepada masyarakat untuk tenang, bekerja seperti biasa dan selalu waspada.
"Kalau ada hal yang berkaitan dengan ini (peristiwa teror "red), informasikan segera ke siapa pun. Bisa ke saya maupun ke pihak aparat. Hal ini penting agar masalahnya segera selesai," tegasnya.
Sementara itu, retetan peristiwa yang terjadi di Kota Solo, baik terkait atau tidak dengan keberadaan Jokowi saat bertarung dalam Pilkada DKI, Jokowi menilai tidak akan mempengaruhi popularitas dan elektabilitas Jokowi.
"Biasa lah, saat mendekati waktu seperti ini (putaran dua Pilkada DKI, red) muncul berbagai masalah. Ada yang melaporkan ke KPK, ada peristiwa ini hingga ada yang demo. Sudah tiga kali saya ikut Pilkada pasti ada kejadian seperti itu," ungkap Jokowi
0 komentar:
Posting Komentar
Please comment seperlunya, dan mohon untuk tidak disalahgunakan. Trima kasih!